Konsep tentang Efisiensi Kerja
Prinsip-prinsip yang mendasari efisiensi keerja berlaku bagi setiap situasi yang melibatkan pelaksanaan kerja oleh manusia, entah itu berlangsung di sebuah pabrik, kantor, ruang kelas, rumah, atau lapangan olah raga.
Pada dasarnya,konsep efisiensi ini menunjuk pada perbandingan atau rasio antara masukan (input) dan keluaran (output).
Dalam melakukan suatu pekerjaan, selain mempertimbangkan waktu untuk mengerjakannya, harus dipertimbangkan juga energi yang dikeluarkan oleh seorang pekerja, perasaan-perasaan dalam dirinya yang berhubungan dengan ketegangan dan pengerahan usaha, serta kecemasan-kecemasan yang terus ada dalam dirinya, kewajiban-kewajiban yang sebenarnya tidak disepakatinya, atau berhubungan dengan orang lain yang tidak menyenangkan baginya.
Begitu pula halnya, suatu pengukuran yang komprehensif dan berjangka panjang atas produksi (keluaran) akan mencakup tidak hanya jumlah keluarannya saja, melainkan juga kualitasnya, prestasi kreatif karyawan, kesalahan-keslahan dan pembuangan barang yang rusak, kecelakaan kerja, absensai karyawan, pergantian jabatan atau pekerjaan, keluhan, pemogokan, kondisi fisik dan kesehatan karyawan, serta masih banyak lagi konsekuensi yang secara tidak langsung mempengaruhi pekerjaan itu.
Keletihan
Definisi dan indikator keletihan cukup beraneka.
Kadang kala istilah ini digunakan untuk menunjuk pada rasa payah atau lelah, dalam kesempatan lain menunjuk pada kondisi-kondisi fisiologis sebagai akibat dari aktivitas yang terus-menerus.
Bentuk perasaan letih ini dapat berkisar dari rasa sakit pada otot, rasa kaku atau kejang pada bagian tubuh tertentu, rasa sakit atau nyeri hingga rasa kantuk, kebingungan mental, kekejangan muscular (otot) dan kejenuhan. Seringkali perasaan-perasaan ini sukar dibedakan dari rasa jemu atau kehilangan minat.
Perasaan-perasaan keletihan maupun pengaruh keletihan terhadap output bersifat sangat spesifik bagi tugas yang dilakukan.
Rasa lelah/Fatigue disebabkan : Kerja fisik dan Kerja mental
Timbulnya : Pada waktu kerja dan Sesudah kerja
Kelelahan Mental
Kelelahan mental dapat berakibat pada ketegangan (stress) secara psikologis. Dalam kondisi-kondisi demikian, orang sering mengalami rasa jenuh, capai, atau mengantuk.
Kebosanan dan Kejenuhan
Keletihan tidak lepas dari kebosanan dan kejenuhan.
Sebagaimana halnya dengan rasa letih, kebosanan tetap merupakan pengalaman yang tidak mengenakkan, seringkali dicirikan dengan adanya kesulitan untuk mempetahankan perrhatian yang tetap suatu tugas yang sedang berlangsung.
Selasa, 16 Maret 2010
Jumat, 05 Maret 2010
Antropometri dan hubungan antara Antropometri dan Ergonomi
ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.
Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.
PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan
Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.
Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu :
• Sumber Tenaga
• Pertumbuhan
• Pemeliharaan
Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya.
Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.
Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu,
1. Antropometri Statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
1. Antropometri Dinamis (fungsional)
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,
• Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
• Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
• Rumpun dan Suku Bangsa
• Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh
Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.
• Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
• Kondisi waktu pengukuran
Hubungan Antropometri dengan Ergonomi
• ERGONOMI
Ergonomi : rancangan kerja agar efisien dan efektif
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani “ergo” = kerja dan “nomos” = hukum
Ergonomi yaitu disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja guna mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif, efisien dan aman serta nyaman.
Fokus perhatian ergonomi erat kaitannya dengan aspek-aspek manusia dalam perencanaan dan lingkungan kerja.
Penekanan ergonomi pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental, psikologis serta dalam sistem manusia mesin yang integral, yang pada akhirnya rancangan ergonomis akan meningkatkan efisien, produktivitas kerja.
Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat/peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja dalam organisasi antara lain:
1. Sikap dan posisi kerja
2. Antropometri dan dimensi ruang
3. Kondisi kerja
4. Efisiensi ekonomi gerak dan pengaturan fasilitas kerja
5. Energi kerja yang harus dikonsumsi
Analisis dan penelitian ergonomi mencakup :
1.Anatomi, Fisiologi, Antropometri (ukuran tubuh manusia)
2.Psikologi yang fisiologis (otak, peredaran darah), mengenai fungsi otak dan sistem saraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.
3.Kondisi kerja yang dapat menciderai baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
• ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata/kurva normal
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik.
Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Standar cara pengukuran posisi tubuh:
Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan, dll.
Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas/ruang kerja)
Hubungan antara Antropometri dengan Ergonomi diantaranya :
• Dalam perancangan kursi kerja operator di suatu perusahaan sebelumnya harus di lakukan pengukuran terlebih dahulu atau ANTROPOMETRI, seperti pengukuran rata-rata tinggi badan wanita dewasa ketika berdiri dan duduk, tungkai kaki dan tungkai lengan, bahu, leher, dan lingkar kepala. Hal ini dilakukan agar kursi tersebut memenuhi nilai kenyamanan atau ERGONOMI sehingga dapat menunjang pekerjaan sebagai operator menjadi optimal dan terhindar dari cedera.
Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.
Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.
PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan
Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.
Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu :
• Sumber Tenaga
• Pertumbuhan
• Pemeliharaan
Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya.
Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.
Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu,
1. Antropometri Statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
1. Antropometri Dinamis (fungsional)
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,
• Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
• Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
• Rumpun dan Suku Bangsa
• Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh
Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.
• Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
• Kondisi waktu pengukuran
Hubungan Antropometri dengan Ergonomi
• ERGONOMI
Ergonomi : rancangan kerja agar efisien dan efektif
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani “ergo” = kerja dan “nomos” = hukum
Ergonomi yaitu disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja guna mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif, efisien dan aman serta nyaman.
Fokus perhatian ergonomi erat kaitannya dengan aspek-aspek manusia dalam perencanaan dan lingkungan kerja.
Penekanan ergonomi pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental, psikologis serta dalam sistem manusia mesin yang integral, yang pada akhirnya rancangan ergonomis akan meningkatkan efisien, produktivitas kerja.
Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat/peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja dalam organisasi antara lain:
1. Sikap dan posisi kerja
2. Antropometri dan dimensi ruang
3. Kondisi kerja
4. Efisiensi ekonomi gerak dan pengaturan fasilitas kerja
5. Energi kerja yang harus dikonsumsi
Analisis dan penelitian ergonomi mencakup :
1.Anatomi, Fisiologi, Antropometri (ukuran tubuh manusia)
2.Psikologi yang fisiologis (otak, peredaran darah), mengenai fungsi otak dan sistem saraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.
3.Kondisi kerja yang dapat menciderai baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
• ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata/kurva normal
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik.
Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Standar cara pengukuran posisi tubuh:
Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan, dll.
Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas/ruang kerja)
Hubungan antara Antropometri dengan Ergonomi diantaranya :
• Dalam perancangan kursi kerja operator di suatu perusahaan sebelumnya harus di lakukan pengukuran terlebih dahulu atau ANTROPOMETRI, seperti pengukuran rata-rata tinggi badan wanita dewasa ketika berdiri dan duduk, tungkai kaki dan tungkai lengan, bahu, leher, dan lingkar kepala. Hal ini dilakukan agar kursi tersebut memenuhi nilai kenyamanan atau ERGONOMI sehingga dapat menunjang pekerjaan sebagai operator menjadi optimal dan terhindar dari cedera.
Kerangka dan Otot Manusia
Kerangka manusia disokong oleh struktur seperti ligamen, tendon, otot, dan organ manusia yang lain.
Sejumlah 206 tulang membentuk sistem kerangka manusia dewasa. Tulang diberi nama menurut tempatnya.
2 bagian sistem kerangka manusia adalah:
1. Kerangka aksial
* Tengkorak
* Tulang punggung
* Sangkar rusuk
2. Kerangka Penyangga
* Lengkungan pektoral
* Lengkungan pelvis
* Tulang-tulang anggota depan
* Tulang-tulang anggota Belakang
Kerangka aksial
Tengkorak
Kerangka atau tulang tengkorak ini melindungi kepala dan organ-organ dalam kepala.
Bagian-bagian tengkorak ialah:
1. Kranium
* Berfungsi untuk melindungi otak.
* Mempunyai 8 keping tulang yang berdiri sendiri dan disambungkan melalui ligamentum (sendi tak bergerak).
2. Orbit
* Berfungsi untuk melindungi kedua bola mata.
3. Tulang hidung
* Berfungsi untuk menyokong jaringan hidung yang lembut.
4. Lubang telinga
* Berfungsi untuk melindungi bagian dalam telinga.
5. Rahang atas (atau maksila)
* Berfungsi menyokong barisan gigi atas.
6. Rahang bawah (atau mandibula)
* Berfungsi menyokong barisan gigi bawah.
* Rahang yang dapat bergerak, yaitu untuk menguyah makanan dan sebagainya.
7. Foramen magnum
* Berfungsi untuk menyambung tengkorak dengan tulang belakang.
Tulang punggung
Tulang-tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang bersendi. Pada setiap ujungnya terbentuk suatu turus yang dapat luntur.
Kolumna vertebralis berfungsi untuk melindungi medula spinalis yang terletak di bagian tengahnya. Di antara tulang vertebra, terdapat cakera rawan yang bertindak meredam hentakan (daya) dan mengurangi pergeseran saat bergerak.
Bagian kolumna vertebralis ialah:
* 7 vertebra servikalis – Bagian leher
* 12 vertebra torakalis – Bagian dada
* 5 vertebra lumbalis – Bagian pinggang
* 5 vertebra sakrum – Bagian punggung
* 4 vertebra koksigealis – Bagian ujung tulang belakang
Bagian-bagian tulang belakang
1. Sentrum
* Bersifat pejal dan tegar
* Memberi sokongan
* Melawan daya mampatan
2. Arkus
* Merupakan lengkuk saraf
* Terletak pada bagian dorsal sentrum
* Melindungi medula spinalis
3. Foramen vertebrale
* Merupakan saluran rongga kosong
* Berfungsi sebagai tempat bagi medula spinalis
4. Zigapofisis
* Merupakan muka sendi antara 2 vertebra.
* Prezigapofisis mengarah ke atas.
* Postzigapofisis mengarah ke bawah.
5. Cuaran spina
* Berfungsi untuk melekatkan otot
6. Cuaran melintang
* Berfungsi untuk melekatkan otot
Sangkar rusuk
Sangkar rusuk berfungsi untuk melindungi jantung dan paru.
Tulang-tulang yang membentuk sangkar rusuk ialah:
* 12 pasang tulang rusuk bersendi dengan vertebra torakalis dan melengkung ke hadapan.
* 7 pasang tulang rusuk bersendi dengan tulang dada secara berkelanjutan.
* 3 pasang yang lain dihubungkan secara tidak langsung dengan tulang rawan.
* 3 pasang tulang rusuk terakhir tergantung bebas dan tidak dihubungkan kepada sternum.
Kerangka penyangga
Kerangka penyangga bersendi dengan rangka aksial pada bagian bahu dan punggung.
Lengkungan pektoralis
Terdiri daripada 2 tulang yaitu:
1. Tulang selangka
* Berbentuk batang dan melengkung sedikit.
* Bersendi dengan manubrium sterni pada satu ujung dan akromion pada ujung yang lain.
* Berfungsi untuk mengalirkan daya dari lengan ke badan manusia.
2. Tulang belikat
* Berbentuk sekeping tulang pipih yang berupa segitiga.
* Membentuk tonjolan akromion dan korakoid yang merupakan perpanjangan spina skapulae.
* Kavitas glenoidalis (bagian tulang belikat) bersendi dengan kepala tulang lengan atas bagian depan.
Lengkungan pelvis
Terdiri dari 2 tulang kiri dan kanan yang simetris. Tulang-tulang pada kedua bagian ini berikatan antara satu sama lain di simfisis pubis pada bahagian ventral.
Lengkungan ini terbagi atas:
* Ilium yang bersendi dengan tulang kelangka.
* Iskium (atau tulang pelana)
* Pubis (atau tulang ari-ari)
Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.
Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)
Fungsi kerangka:
1. Untuk menggerakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.
2. Melindungi alat-alat tubuh yang penting dan lemah, misalnya otak, jantung, dll.
3. Tempat melekatnya otot-otot
4. Tempat pembentukan sel darh merah dan sel darah putih
5. Alat gerak pasif
a. Tulang Rawan :
• Tulang rawan hanya mengandung sedikit zat kapur sehingga lunak.
• Tulang rawan terdapat pada bayi, dan bagian-bagian tertentu pada kerangka dewasa.
b. Tulang Keras :
Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunanya terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriknya diperkuat dengan zat kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak(padat) dan tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang.
• Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam yaitu sumsum kering dan sumsum merah.
• Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epifise.
Persendian
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih.
Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu:
● 1. Hubungan Sinartrosis
• Sinkondrosis : antara tulang dihubungkan melalui tulang rawan sehingga memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan.
Contoh :
hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.
Hubungan ruas-ruas tulang belakang.
• Sinfibrosis : kedua ujung tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosis yang pada akhirnya mengalami penulangan dan tidak memungkinkan adanya gerak.
Contoh :
Hubungan antar tulang-tulang tengkorak
● 2. Hubungan Diartrosis
Hubungan antar tulang ini memunkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial, meliputi :
• Sendi Engsel, terdapat pada hubungan antara :
o ruas-ruas jari
o siku
o lutut
• Sendi Putar, terdapat pada hubungan antara :
o tulang hasta dengan pengumpil
o tulang kepala dengan tulang atlas
• Sendi Pelana, terdapat pada hubungan antara :
o Ruas-ruas jari dengan telapak kaki
• Sendi Peluru, terdapat pada hubungan antara :
o tulang lengan dengan gelang bahu
o tulang paha dengan gelang panggul
• Sendi Kaku, terdapat pada hubungan antara :
o tulang-tulang pergelangan tangan
o tulang-tulang pergelangan kaki
Kelainan Pada Tulang
*-Kelainan tulang karena kebiasaan yang salah :
• Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan
• Kiposis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang
• Skoliosis, tulang punggung yang bengkok ke kiri atau ke kanan
*-Kelainan tulang karena kekurangan gizi
• Kekurangan zat gizi seperti vitamin D, zat kapur, dan fosfor, dapat menimbulkan gangguan proses pembentukan tulang.
*-Fraktura (patah tulang)
*-Fisura (retak tulang)
*-Arthritis (radang sendi)
*-Memar
Sistem Otot
● Jenis-jenis Otot
• Otot Polos
• Otot Lurik/otot rangka
• Otot Jantung (miokardium)
● Cara Kerja Otot
Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi)
Cara kerja otot dapat dibedakan :
• Secara antagonis atau berlawanan; yaitu cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi.
Contoh: Otot trisep dan bisep pada lengan atas.
• Secara sinergis atau bersamaan; yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi.
Contoh : – otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah
- otot-otot dada
- otot-otot perut
Sejumlah 206 tulang membentuk sistem kerangka manusia dewasa. Tulang diberi nama menurut tempatnya.
2 bagian sistem kerangka manusia adalah:
1. Kerangka aksial
* Tengkorak
* Tulang punggung
* Sangkar rusuk
2. Kerangka Penyangga
* Lengkungan pektoral
* Lengkungan pelvis
* Tulang-tulang anggota depan
* Tulang-tulang anggota Belakang
Kerangka aksial
Tengkorak
Kerangka atau tulang tengkorak ini melindungi kepala dan organ-organ dalam kepala.
Bagian-bagian tengkorak ialah:
1. Kranium
* Berfungsi untuk melindungi otak.
* Mempunyai 8 keping tulang yang berdiri sendiri dan disambungkan melalui ligamentum (sendi tak bergerak).
2. Orbit
* Berfungsi untuk melindungi kedua bola mata.
3. Tulang hidung
* Berfungsi untuk menyokong jaringan hidung yang lembut.
4. Lubang telinga
* Berfungsi untuk melindungi bagian dalam telinga.
5. Rahang atas (atau maksila)
* Berfungsi menyokong barisan gigi atas.
6. Rahang bawah (atau mandibula)
* Berfungsi menyokong barisan gigi bawah.
* Rahang yang dapat bergerak, yaitu untuk menguyah makanan dan sebagainya.
7. Foramen magnum
* Berfungsi untuk menyambung tengkorak dengan tulang belakang.
Tulang punggung
Tulang-tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang bersendi. Pada setiap ujungnya terbentuk suatu turus yang dapat luntur.
Kolumna vertebralis berfungsi untuk melindungi medula spinalis yang terletak di bagian tengahnya. Di antara tulang vertebra, terdapat cakera rawan yang bertindak meredam hentakan (daya) dan mengurangi pergeseran saat bergerak.
Bagian kolumna vertebralis ialah:
* 7 vertebra servikalis – Bagian leher
* 12 vertebra torakalis – Bagian dada
* 5 vertebra lumbalis – Bagian pinggang
* 5 vertebra sakrum – Bagian punggung
* 4 vertebra koksigealis – Bagian ujung tulang belakang
Bagian-bagian tulang belakang
1. Sentrum
* Bersifat pejal dan tegar
* Memberi sokongan
* Melawan daya mampatan
2. Arkus
* Merupakan lengkuk saraf
* Terletak pada bagian dorsal sentrum
* Melindungi medula spinalis
3. Foramen vertebrale
* Merupakan saluran rongga kosong
* Berfungsi sebagai tempat bagi medula spinalis
4. Zigapofisis
* Merupakan muka sendi antara 2 vertebra.
* Prezigapofisis mengarah ke atas.
* Postzigapofisis mengarah ke bawah.
5. Cuaran spina
* Berfungsi untuk melekatkan otot
6. Cuaran melintang
* Berfungsi untuk melekatkan otot
Sangkar rusuk
Sangkar rusuk berfungsi untuk melindungi jantung dan paru.
Tulang-tulang yang membentuk sangkar rusuk ialah:
* 12 pasang tulang rusuk bersendi dengan vertebra torakalis dan melengkung ke hadapan.
* 7 pasang tulang rusuk bersendi dengan tulang dada secara berkelanjutan.
* 3 pasang yang lain dihubungkan secara tidak langsung dengan tulang rawan.
* 3 pasang tulang rusuk terakhir tergantung bebas dan tidak dihubungkan kepada sternum.
Kerangka penyangga
Kerangka penyangga bersendi dengan rangka aksial pada bagian bahu dan punggung.
Lengkungan pektoralis
Terdiri daripada 2 tulang yaitu:
1. Tulang selangka
* Berbentuk batang dan melengkung sedikit.
* Bersendi dengan manubrium sterni pada satu ujung dan akromion pada ujung yang lain.
* Berfungsi untuk mengalirkan daya dari lengan ke badan manusia.
2. Tulang belikat
* Berbentuk sekeping tulang pipih yang berupa segitiga.
* Membentuk tonjolan akromion dan korakoid yang merupakan perpanjangan spina skapulae.
* Kavitas glenoidalis (bagian tulang belikat) bersendi dengan kepala tulang lengan atas bagian depan.
Lengkungan pelvis
Terdiri dari 2 tulang kiri dan kanan yang simetris. Tulang-tulang pada kedua bagian ini berikatan antara satu sama lain di simfisis pubis pada bahagian ventral.
Lengkungan ini terbagi atas:
* Ilium yang bersendi dengan tulang kelangka.
* Iskium (atau tulang pelana)
* Pubis (atau tulang ari-ari)
Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.
Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)
Fungsi kerangka:
1. Untuk menggerakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.
2. Melindungi alat-alat tubuh yang penting dan lemah, misalnya otak, jantung, dll.
3. Tempat melekatnya otot-otot
4. Tempat pembentukan sel darh merah dan sel darah putih
5. Alat gerak pasif
a. Tulang Rawan :
• Tulang rawan hanya mengandung sedikit zat kapur sehingga lunak.
• Tulang rawan terdapat pada bayi, dan bagian-bagian tertentu pada kerangka dewasa.
b. Tulang Keras :
Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunanya terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriknya diperkuat dengan zat kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak(padat) dan tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang.
• Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam yaitu sumsum kering dan sumsum merah.
• Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epifise.
Persendian
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih.
Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu:
● 1. Hubungan Sinartrosis
• Sinkondrosis : antara tulang dihubungkan melalui tulang rawan sehingga memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan.
Contoh :
hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.
Hubungan ruas-ruas tulang belakang.
• Sinfibrosis : kedua ujung tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosis yang pada akhirnya mengalami penulangan dan tidak memungkinkan adanya gerak.
Contoh :
Hubungan antar tulang-tulang tengkorak
● 2. Hubungan Diartrosis
Hubungan antar tulang ini memunkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial, meliputi :
• Sendi Engsel, terdapat pada hubungan antara :
o ruas-ruas jari
o siku
o lutut
• Sendi Putar, terdapat pada hubungan antara :
o tulang hasta dengan pengumpil
o tulang kepala dengan tulang atlas
• Sendi Pelana, terdapat pada hubungan antara :
o Ruas-ruas jari dengan telapak kaki
• Sendi Peluru, terdapat pada hubungan antara :
o tulang lengan dengan gelang bahu
o tulang paha dengan gelang panggul
• Sendi Kaku, terdapat pada hubungan antara :
o tulang-tulang pergelangan tangan
o tulang-tulang pergelangan kaki
Kelainan Pada Tulang
*-Kelainan tulang karena kebiasaan yang salah :
• Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan
• Kiposis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang
• Skoliosis, tulang punggung yang bengkok ke kiri atau ke kanan
*-Kelainan tulang karena kekurangan gizi
• Kekurangan zat gizi seperti vitamin D, zat kapur, dan fosfor, dapat menimbulkan gangguan proses pembentukan tulang.
*-Fraktura (patah tulang)
*-Fisura (retak tulang)
*-Arthritis (radang sendi)
*-Memar
Sistem Otot
● Jenis-jenis Otot
• Otot Polos
• Otot Lurik/otot rangka
• Otot Jantung (miokardium)
● Cara Kerja Otot
Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi)
Cara kerja otot dapat dibedakan :
• Secara antagonis atau berlawanan; yaitu cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi.
Contoh: Otot trisep dan bisep pada lengan atas.
• Secara sinergis atau bersamaan; yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi.
Contoh : – otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah
- otot-otot dada
- otot-otot perut
Langganan:
Postingan (Atom)